Jika anda pemerhati hasil komoditi perkebunan Sulawesi Barat, ada kemungkinan anda pernah dengar nama Kopi Mandar. Ya, sejak tahun 2013 observasi kopi Mandar telah diupayakan dan massif dipublikasikan setelah tahun 2016.
Dengan cara belajar otodidak tanpa latar belakang pengetahuan pertanian/perkebunan serta minimnya dukungan dari stake holder yang dibutuhkan, membuat proses pemuliaan kopi Mandar menjadi sebuah jalan panjang yang berliku. Hal ini berefek pada tantangan untuk menjadikan nama Kopi Mandar menggaung berdampingan dengan kopi Lampung, kopi Puntang, kopi Bajawa dan beberapa kopi daerah lain yang varietasnya sejenis menjadi tidak mudah. Ditambah lagi kondisi ini diperparah dengan gempuran bibit kopi luar yang membanjiri wilayah Mandar (baca: Sulawesi Barat) membuat luasan tanaman kopi Mandar terus menyusut.
Dari varietasnya, kopi Mandar adalah kopi robusta dengan ciri fisik biji cukup kecil (berukuran 5,5 mm. - 6,5 mm.). Gerombol buah dalam satu malai biasanya berkisar 8-10 gerombol buah, berdaun lebar, tebal dan batang yang lentur.
Tidak banyak informasi yang bisa diketahui tentang kopi Mandar terkait tracesibilty genetiknya. Secara samar-samar, informasi paling baru tentang masuknya kopi ini ke Sulawesi Barat ditengarai dalam periode 1980 atau sebelumnya (beberapa sumber wawancara menyebut bahwa sekira tahun 1950-an, di Polewali Mandar sudah banyak kopi dari jenis robusta).
Dari sisi citarasa, kopi Mandar memiliki keunikan tersendiri dengan flavour chocolaty dan spice yang kuat. Dengan pengolahan semi-washed, kopi Mandar mendapat score cupping 85,00 menjadikannya masuk dalam kelas fine robusta (kelas yang sama dengan specialty untuk jenis arabika), bahkan secara optimis bisa mendapat nilai out standing dengan sistem pengolahan natural.
Potensi ini tentu sangat menjanjikan untuk dikembangkan ke depannya, sebagai komoditi perkebunan ciri khas Sulawesi Barat yang diharapkan mampu menyajikan kopi terbaik untuk pecinta kopi dunia sehingga mendatangkan impact pada kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat Sulawesi Barat. Sehingga awal Januari 2021 dipandang sebagai waktu yang tepat untuk memulai kegiatan pemuliaan kopi Mandar, berbekal hasil observasi yang telah didapatkan sejak beberapa tahun lalu.
Dari harapan dan rencana itu pulalah yang melatari terbentuknya visi terbaru Kopi Cap Maraddia menapak tahun 2021 yang sebentar lagi menjelang untuk mewujudkan "The Best Coffee For The World and, Well-being For Better Indonesia".