Manusia mengenal beragam minuman
dengan ciri khas dan khasiatnya masing-masing. Dari sekian banyak minuman itu,
saya memilih untuk menuliskan cerita singkat tentang kopi. Alasannya simpel,
selain kopi adalah minuman rakyat yang mendunia, perjalanan sejarah kopi juga
lebih menarik dengan banyak bumbu, mulai dari legenda, perang, perbudakan,
agama maupun wanita. Alasan lainnya adalah karena tulisan tentang kopi masih
sangat minim, jikapun ada buku tentang kopi, harganya masih selangit. Terkhusus
tulisan tentang sejarah kopi Mandar, bisa dibilang belum ada.
Minuman kopi yang belakangan ini
sedang tenar berasal dari tanaman kopi dengan cara mengolah buahnya yang
berdaging manis. Ada perbedaan tentang waktu penemuan kopi ini dibeberapa
sumber. Dikutip dari buku Outlook Kopi terbitan Pusat Data dan Informasi
Pertanian Sekjen Kementrian Pertanian tahun 2015 (ebook pdf) bahwa dalam buku the
Coffee Book: Anatomy of an Industry from Crop to the Last Drop disebutkan jika
kopi pertama kali ditemukan antara tahun 575-850 M. oleh suku Galla di Ethiopia
yang memanfaatkan kopi sebagai sejenis makanan penambah energi “energy bar”.
Sementara itu, situs wikipedia
menyebut bahwa sebuah legenda menyatakan bahwa kopi pertama kali ditemukan oleh
seorang pria penggembala kambing dari suku Galla di pedalaman Ethiopia, Afrika
sekitar tahun 1000 SM. Konsumsi kopi cukup lama terisolasi dan terbatas hanya
oleh masyarakat Ethiopia. Nantilah pada abad V atau lebih minuman ini dikenal
orang Arab.
Sekitar abad VIII M. seiring
dengan perkembangan agama Islam, kopi juga menyebar dengan pesat. Kopi
disebarkan melalui Mocha, pelabuhan ternama di Yaman pada masa itu. Meski minuman
kopi telah menyebar luas hingga ke Eropa, pembudidayaannya sangat terbatas
hingga berabad-abad kemudian. Hal ini disebabkan oleh pedagang Arab hanya
memperdagangkan biji kopi yang sudah di-infertil sehingga tidak memungkinkan
untuk ditumbuhkan.
Semasa hidupnya, seorang muslim
ahli kedokteran ternama bernama Ibnu Sina yang oleh orang Eropa dikenal sebgai
Avicena meneliti zat kimia yang terkandung dalam kopi. Dalam catatannya, Ibnu
Sina menyebut kata “bunn” dan mempunyai deskripsi sama persis dengan kopi pada
masa sekarang.
Tahun 1600, untuk pertamakalinya
biji kopi fertil dibawa pulang oleh seorang India bernama Baba Budan setelah
melaksanakan ibadah haji di Mekah. Tahun 1616 hingga tahun 1696 merupakan
golden age penyebaran tanaman kopi. Italia, Inggris, Amerika Utara, Prancis dan
Sri Lanka serta Hindia Belanda (Indonesia) menjadi tujuan-tujuan awal
penyebaran kopi.
Sebuah versi menyebutkan bahwa
Indonesia pertama kali mengenal kopi pada tahun 1696 saat Gubernur Hindia
Belanda mendapat kiriman kopi dari Gubernur Belanda di Malabar. Sayangnya kopi
pertama ini tidak berhasil panen setelah terbawa banjir, hingga tahun 1699 Gubernur
Hindia Belanda kembali mendapat kiriman kopi. Bibit kopi ini berhasil tumbuh
dan panen pada tahun 1711 dan terus meningkat hingga mencapai volume ekspor 60
ton/tahun. VOC juga menguasai monopoli perdagangan kopi di luar Arab sejak
tahun 1725-1780.
Bibit-bibit kopi dari Batavia itu
kemudian dibawa ke seluruh nusantara termasuk Sulawesi. Secara kebetulan pada
waktu itu suasana perang Makassar sudah mereda (tidak benar-benar aman sebab
selalu saja ada pertempuran yang pecah di banyak penjuru Sulawesi) dengan
kemenangan kerajaan Bone yang bersekutu dengan VOC. Dari kemenangan itu VOC kemudian
memanfaatkan kerjasamanya dengan kerajaan Bone untuk menyebarkan tanaman kopi
hingga kepedalaman Tanah Toraja.
Tapi versi ini menyisakan sebuah
pertanyaan, jika VOC yang menyebarkan tanaman ini ke Toraja tentu masyarakat
Toraja lebih mengenal minuman ini dalam bahasa Belanda yakni “koffi”. Nyatanya,
orang Toraja dahulu, bahkan hingga sekarang sebagiannya justru menyebut minuman
ini dengan “kaa” ada juga yang menyebutnya “qahwa”. Sebuah terminologi Arab
untuk menyebut kopi. Ini mengindikasikan bahwa minuman ini sudah dikenal oleh
masyarakat secara meluas sebelum VOC membawanya untuk dibudidayakan secara
luas.
Sebuah versi berbeda kemudian datang dari seorang penulis Eropa..... (Bersambung)