MEMBANGUN SUKSES DARI IDENTITY

Admin
0
"Tandaq pao mane meakkeq" ( artinya: Tibalah sebelum berangkat). Kalimat di atas yang sejatinya adalah salah satu materi dalam ilmu hikmah cukup sering diucapkan dalam percakapan orang tua dikalangan masyarakat Mandar, namun kadang pula terdengar dalam diskusi anak muda yang penuh candaan. Sebuah ilmu yang penjelasannya dipaparkan secara modern oleh Rhonda Byrne dalam bukunya The Secret, ataupun juga sering dikupas oleh para ahli re-program alam bawah sadar (baca: ahli NLP), tentu saja dengan menggunakan bahasa lain dan bukan bahasa Mandar. 

Dalam konsep ini pada dasarnya pikiran disebut sebagai sebuah produk Tuhan yang dititipkan kepada manusia, di mana pikiran bersifat elektromagnetis, mampu  menarik apa saja yang berada difrekwensi yang sama dengannya. Ketika kita membentuk sebuah pikiran positif, maka segala hal-hal yang bersifat positif akan hadir dalam kehidupan kita, dan begitupun sebaliknya. 

Secara teknis, ketika kita fokuskan pikiran kita untuk menjadi orang sukses dalam bidang akademis dengan tujuan untuk membantu dan membawa kebaikan dalam kehidupan orang lain. Maka alam (baca: Tuhan) akan menghadirkan hal-hal yang akan menunjang kita mencapai tujuan itu. Kita akan mendapat kemudahan dalam belajar, mudah dalam mendapatkan fasilitas pendidikan, atau dihadirkannya lingkungan yang sesuai untuk tujuan itu. Misalnya. Dan kemudahan-kemudahan itu seringkali datang disaat yang tepat dan datang dari arah yang tidak disangka sebelumnya. 

Lebih jauh, pikiran akan condong ke arah positif atau negatif sangat dipengaruhi oleh belief system yang tercetak sebagai life script di pikiran setiap orang. Tentu saja belief system setiap orang bisa berbeda karena dipengaruhi oleh lingkungan, bacaan dan kebiasaan. Ketika seseorang sadar atau tanpa sadar seringkali mendengar membaca/mendengar kalimat bahwa uang adalah sumber kejahatan. Maka secara perlahan otak akan menjadikannya sebagai standar yang harus dipercaya. Secara berkelanjutan akan menyebabkan turunnya gairah mencari uang dan menjauhkan seseorang itu dari sumber-sumber uang. Lalu akhirnya muncul pikiran dan ucapan bahwa mencari uang tidak mudah. Dalam hal ini termasuk adalah ketika seseorang selalu merasa sebagai victim dari  sebuah kondisi, waktu ataupun orang lain. Karena ketika merasa sebagai victim, maka terbangunlah image bahwa kondisi, waktu atau orang lain tersebut kurang baik. Hingga segala hambatan dan kendala pun menjelma sebagai wujud dari pikiran negatif. 

Terkadang pula belief system yang terbangun dimulai dari sebuah identity yang tersemat pada sebuah objek, seperti misalnya nama atau akronim dari sebuah nama. Ketika membiasakan diri dengan nama atau sebutan yang kurang bagus, maka secara otomatis sebagaimana sebuah satelit, otak akan mencari hal-hal kurang bagus dari objek tersebut dan menyusunnya sebagai sebuah belief system, yang kemudian mempengaruhi  atmosfer dari objek bersangkutan. Dalam agama Islam yang kami yakini, seruan untuk menciptakan identity yang baik banyak diajarkan. 

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik, maka harus dimulai dengan pemberian identity yang baik untuk membentuk image yang baik. Dari image yang baik, terbangun sebuah belief system yang baik dan berlanjut pada proses penarikan hal-hal positif untuk pencapaian yang baik. Dengan demikian maka tercipta perasaan bahagia, ikhlas dan ridha sebagaimana sukses itu telah terengkuh lalu melangkah dan wujudlah kondisi tiba sebelum berangkat alias sukses sebelum memulai. 

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)